CSE

Loading

Selasa, 25 November 2014

titrasi argentometri

PEMBAHASAN


Titrasi pengendapan adalah golongan titrasi dimana hasil reaksi titrasinya merupakan endapan atau garam yang sukar larut. Dalam titrasi ini, zat yang ditentukan bereaksi dengan zat pentiter membentuk senyawa yang sukar larut dalam air. Karena itu kepekatan zat yang ditentukan itu berkurang selama berlangsungnya proses titrasi. Perubahan kepekatan itu diamati dekat titik kesetaraan dengan bantuan indikator atau peralatan yang sesuai.
            Dalam percobaan ini, digunakan titrasi pengendapan dengan metode mohr untuk menentukan kadar klorida dalam sampel. Dimana AgNO3 digunakan sebagai peniter atau larutan baku sehingga titrasi ini disebut juga titrasi argentometri.

-          Metoda mohr
Pada metoda mohr titik akhir titrasi ditandai dengan pembentukan warna merah bata dari Ag2CrO4.
·                Penentuan konsentrasi AgNO3
Dalam suatu larutan terkadang terdapat komponen lain yang bukan merupakan bagian dari larutan tersebut. Karena itu untuk menentukan konsentrasinya (dalam hal ini AgNO3) volume AgNO3 hasil titrasi pembakuan harus dikurangi dengan volume AgNO3 hasil dari titrasi blanko untuk mendapatkan volume perak nitrat sesungguhnya.
Baik pada titrasi pembakuan maupun pada titrasi blanko masing masing digunakan indikator K2CrO4. Tujuan ditambahkannya indikator tersebut adalah supaya ketika mencapai titik akhir titrasi keadaan analit dapat diamati secara visual, karena dengan penambahan K2CrO4 akan terbentuk endapan berwarna merah bata yang menjadi tanda terjadinya titik akhir titrasi. Endapan merah bata terebut tak lain adalah Ag2CrO4.
Ag+(aq) + Cl-(aq) → AgCl (endapan putih)
Ag+(aq) + CrO42-(aq) → Ag2CrO4(s) (cokelat kemerahan)
Dari data hasil titrasi yang didapat dan dari hasil perhitungan didapatkan konsentrasi AgNO3 sebesar 0,112 N.



·                Penentuan kadar Cl dalam sampel
Pada percobaan penentuan kadar sample garam dapur ini, sampel garam dapur dilarutkan dalam aquades sebelum dititrasi dengan perak nitrat.
                    NaCl + AgNO3 → AgCl + NaNO3
Seperti halnya pada titrasi pembakuan perak nitrat, pada titrasi penentuan kadar Cl ini pun digunakan K2CrO4 sebagai indikator. Titik akhir titrasi ditandai dengan timbulnya endapan merah bata perak kromat.
Ag+(aq) + Cl-(aq) → AgCl (endapan putih)
Ag+(aq) + CrO42-(aq) → Ag2CrO4(s) (cokelat kemerahan)
Dari hasil titrasi dan perhitungan diketahui kadar Cl pada sampel garam dapur sebesar 48.24 %.
·           Penentuan kadar Cl dalam sample air ledeng
Pada percobaan ini air ledeng diambil sebanyak 100 mL dan kemudian dititrasi dengan AgNO3. Namun sebelum dititrasi air ledeng ini ditambahkan K2CrO4 sebagai indikator agar saat tercapai titik akhir titrasi dapat diaamati secara visual. Titrasi ini berakhir ketika didalam analit terbentuk endapan berwarna kemerahan dari perak kromat.
Ag+(aq) + Cl-(aq) → AgCl (endapan putih)
Ag+(aq) + CrO42-(aq) → Ag2CrO4(s) (cokelat kemerahan)
Dari hasil titrasi dan perhitungan diketahui kadar Cl pada sampel garam dapur sebesar 1.136 %.




Nama   : Yufi Mutia Lestari
NIM    : 121431031
Titrasi Pengendapan merupakan suatu metode volumetric yang didasarkan pada pembentukan endapan yang sedikit larut. Munculnya endapan menandakan titik akhir titrasi. Endapan yang terbentuk tidak perlu dimurnikan selama pengotor yang terkandung didalamnya tidak bereaksi dengan titran. Titran yang umumnya digunakan adalah larutan standar perak nitrat (AgNO3), oleh karena itu metoda ini sering juga disebut argentometri.
Terdapat tiga metoda penentuan titik akhir titrasi pengendapan, yaitu metode mohr, volhard, dan fajan. Pada praktikum metoda penentuan titik akhir titrasi yang kami lakukan hanya menggunakan metoda mohr. Metode Mohr ini digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromide dalam suasana netral dengan larutan baku perak nitrat dengan penambahan larutan kalium kromat sebagai indikator.
1.      Penentuan konsentrasi AgNO3
Dalam suatu larutan terkadang terdapat komponen lain yang bukan merupakan bagian dari larutan tersebut. Karena itu untuk menentukan konsentrasinya (AgNO3) volume AgNO3 hasil titrasi pembakuan harus dikurangi dengan volume AgNO3 hasil dari titrasi blanko untuk mendapatkan perak nitrat sesungguhnya.
Baik pada titrasi pembakuan maupun pada titrasi blanko masing masing digunakan indikator K2CrO4. Pemilihan indikator ini karena kalium kromat dapat bereaksi dengan perak nitrat membentuk endapan yang memiliki warna spesifik yaitu merah bata. Dengan ditambahkannya indikator tersebut akan didapatkan endapan berwarna merah bata yang menjadi tanda terjadinya titik akhir titrasi. Endapan merah bata tersebut adalah Ag2CrO4.
Ag+(aq) + Cl-(aq) → AgCl (endapan putih)
Ag+(aq) + CrO42-(aq) → Ag2CrO4(s) (cokelat kemerahan)
Titrasi blanko bertujuan untuk mengurangi kesalahan pada titrasi disebabkan adanya pereaksi lain atau anion lain yang beraksi dengan AgNO3 pada saat percobaan titrasi yang terdapat dalam pelarut (aquadest). Pada titrasi blanko ini dilakukan penambahan 0,1 gram CaCO3. Penambahan CaCO3 yang dimaksudkan sebagai suspensi tanpa ion klorida dan sebagai penetral.
Dari data hasil titrasi yang didapat dan dari hasil perhitungan didapatkan konsentrasi AgNO3 sebesar 0.112 N.
2.      Penentuan kadar Cl dalam sampel air ledeng dan garam dapur
Titrasi argentometri ini bisa dilakukan untuk menentukan kadar Cl- dalam suatu sampel dalam percobaan sampel yang dilakukan pengujian yaitu air ledeng dan garam dapur.
Sampel garam dapur dilarutkan dalam aquades sebelum dititrasi dengan perak nitrat. Seperti seperti pada titrasi pembakuan perak nitrat, pada titrasi penentuan kadar Cl ini pun digunakan K2CrO4 sebagai indikator. Titik akhir titrasi ditandai dengan timbulnya endapan merah bata perak kromat.
Ag+(aq) + Cl-(aq) → AgCl (endapan putih)
Ag+(aq) + CrO42-(aq) → Ag2CrO4(s) (cokelat kemerahan)
Dari hasil titrasi dan perhitungan diketahui kadar Cl pada sampel garam dapur sebesar 48.24%
Selanjutnya adalah penentuan kadar Cl- pada sampel air ledeng, penentuan titik akhir titrasi ini menggunakan metoda mohr juga, oleh karena itu sama halnya seperti percobaan sebelumnya menggunakan indikator kalium kromat yang apabila titik akhir titrasi tercapai warna larutan akan berubah menjadi coklat kemerahan. Dari hasil titrasi dan perhitungan diketahui kadar Cl pada sampel air ledeng sebesar 1.136%.





            Pada praktikum kali ini melakukan Titrasi Argentometri. Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasarkan pembentukan endapan dengan ion Ag+. Titrasi Argentometri dibedakan menjadi 3 metoda yaitu metoda Mohr, Fajan dan Volhard. Hal ini dibedakan berdasarkan penggunaan Indikator untuk menentukan Titik Akhir Titrasi. Percobaan kali ini dilakukan Titrasi Argentometri dengan Metoda Mohr. Prinsip dari metoda Mohr yaitu AgNO3 akan bereaksi dengan NaCl membentuk endapan AgCl yang berwarna putih. Bila semua Cl- sudah habis bereaksi dengan Ag+ dari AgNO3, maka kelebihan sedikit Ag+ akan bereaksi dengan CrO42- dari indikator K2Cr2O4 yang ditambahkan, ini berarti Titik Akhir Titrasi telah dicapai, yaitu bila terbentuk warna merah bata dari endapan Ag2CrO4.
            Hal pertama yang dilakukan yaitu Pembakuan Larutan AgNO3 oleh NaCl p.a. kemudian di tambahkan Indikator K2Cr2O4 5 % sebanyak 1 ml ke dalam Titrat. Titrat berubah menjadi warna kuning karena dari indikator kemudian di titrasi oleh AgNO3. Timbul endapan putih mejadi endapan kemerahan. Titrasi dengan cara ini harus  dilakukan dalam suasana netral atau dengan sedikit alkalis, pH 6,5 – 9,0. Dalam suasana asam, perak kromat larut karena terbentuk dikromat dan dalam suasana basa akan terbentuk endapan perak hidroksida. Reaksi yang terjadi pada saat pembakuan larutan AgNO3 yaitu :

AgNO (aq) + NaCl (aq) à AgCl (s) (endapan putih) + NaNO3 (aq)
           
Setelah semua ion klorida dalam analit habis bereaksi dengan ion Ag+ . maka kelebihan ion perak sedikit saja akan bereaksi dengan indikator. Reaksi yang terjadi yaitu :

K2CrO4 ( indikator ) + AgNO3  à  Ag2CrO4(s) (endapan merah) + KNO3 

            Dengan timbulnya endapan merah bata tersebut maka proses Titrasi di hentikan, itu menandakan bahwa Titik Akhir Titrasi sudah tercapai. Dilakukan Triplo untuk mendapatkan ketelitian data yang lebih akurat, volum AgNO3 yang terpakai yaitu 22.50 ml, 22.50 ml, 21.70 ml. pada saat titrasi yang ketiga volum 21.70 dianggap tidak akurat karena terlalu jauh dari nilai toleransi minimum pada titrasi yaitu sebesar 0.05 ml.  
            Titrasi Blanko dilakukan untuk mencegah pada saat terjadi kelebihan indikator yang berwarna kuning karena akan mengganggu warna, ditambahkan zat uji dengan penambaan kalsium karbonat sebagai pengganti endapan AgCl. Pada titrasi ini terjadi perubahan warna dari endapan putih menjadi endapan merah bata. Dari hasil perhitungan diperoleh konsentrasi AgNO3 dan NaCl yaitu … & ...
            Percobaan selanjutnya dilakukan Uji sampel terhadap garam dapur dan terhadap air keran. Sampel dititrasi oleh AgNO3 sebelumnya ditambahkan indikator K2CrO4 5%. Terjadi perubahan warna, dari endapan berwarna putih menjadi berwarna merah bata. Dilakukan secara triplo untuk mendapatkan data yang lebih akurat, volum  AgNO3 yang digunakan yaitu sebesar 30.10ml, 29.90ml, 31.00ml. kelebihan titran sedikit saja akan mempengaruhi jumlah mol ekivalen yang terdapat dalam sampel dan warna merahnya pun akan lebih pekat. Kemudian pada titrasi sampel Air keran, volum AgNO3 yang diperlukan sebesar 0.80ml, 0.75ml, 0.65ml. terjadi perubahan warna endapan dari putih mejadi berwarna merah bata. Dari hasil perhitungan dapat diperoleh kadar Cl dalam sampel garam dapur yaitu sebesar …. % dan kadar Cl dalam sampel air keran yaitu sebesar … %.  










KESIMPULAN
1.      Argentometri adalah penetapan kadar suatu zat dalam larutan berdasarkan pengendapan  dengan memakai larutan AgNO3 sebagai standard.
2.      Senyawa halogen jika bereaksi dengan perak nitrat biasanya akan membentuk endapan.
3.      Warna putih keruh tersebut disebabkan karena endapan senyawa AgCl.
4.      Ada 3 cara dalam menentukan titik akhir titrasi dalam argentometri yang berdasarkan indikator yang dipakai , yaitu metode Mohr, metode Volhard, dan metode Fajans.
5.      Pada metode Mohr digunakan indikator kalium kromat (K2CrO4)
6.      Pada metode Volhard digunakan indikator ion Fe+3 dan NH4SCN.
7.      Pada metode Fajans digunakan indikator adsorbsi seperti fluoroscein, dikloro fluoroscein, atau eosin.
8.      Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna larutan  menjadi merah bata dan terbentuknya endapan.
9.      Endapan merah bata diakibatkan oleh reaksi antara ion Ag+ dengan ion CrO42-, yaitu Ag2CrO4











DAFTAR PUSTAKA
Arul. 2012. Llaporan Argentometri.
Dhyaz. 2012. Argentometri.
Hana. 2012. Titrasi Argentometri.
Anonim. 2013. Laporan Argentometri.
Anonim. 201. Laporan Titrasi Argentometri.
Anonim. 2012. Laporan Argentometri Kimia Analis